Sepuluh harian
lebih kemarin saya dan keluarga berlibur. Berangkat hari Sabtu malam saya dan
keluarga yang terdiri dari istri, mas dan adik pertama meluncur ke Madura untuk
bertakziah atas meninggalnya pimpinan pesantren Al-amien Prenduan yai Idris
yang wafat dua hari sebelumnya (kamis).
Yai Idris
meninggal pada hari Kamis kemarin. informasi awal saya dapatkan dari alumni
dari Banyuwangi. Berita yang mengagetkan saya. Satu tahun lalu saya
silaturrahmi ke beliau yang waktu itu keadaannya sudah dipopong, komunikasinya
juga sedikit sulit. Dalam keadaan gerah seperti itu tak banyak tamu yang bisa
menemui beliau. Bahkan sehabis sholat berjamaah di Masjid, istri beliau selalu
mengawasi dan mewanti-wanti kepada khodimnya supaya tidak menemui para tamu.
Ini karena
kondisi beliau yang sudah sakit, sehingga kuatir jika menemui para tamu yang
terus berdatangan akan mengganggu kesehatan beliau. Kecuali sholat berjamaah,
dalam kondisi seperti itu beliau masih tetap istiqomah meski harus dipopong
dari kediaman beliau ke masjid yang jaraknya juga gak terlalu dekat.